Laa taiasu minruhillah
Jangan berputus asa dari rahmat Alloh. Wejangan itu terlontar ketika usiaku berumur 18 tahun tepatnya ketika aku duduk di bangku kelas 3 aliyah dan kebetulan sambil mondok di pesantren. Ketika itu memang sedang puncak puncaknya perasaan putus asa menguasai hati karena iman yang lemah dan kurangnya ibadah serta dekat kepada Alloh. Permasalahan sedikit demi sedikit berdatangan sehingga hati bergejolak dan murka akan diri sendiri tanpa rasa terima kasih kepada sang pencipta dan malah membenci diri sendiri. Suatu ketika pengajian dimulai jam 04.00 sore kebetulan ustadz yang mengajar adalah A lulusan Al-Azhar kairo mesir. Dia berkata laataiasu minrruhilah(jangan pernah berpuyus asa dari rahmat Alloh) ketika kau membenci diri sendiri tanpa merasa puas atas semua karunia yang telah di berikan sang pencipta kepadamu maka bertahmidzlah setelah itu maka beristigfarlah meminta pertolongan darinya terbebas dari rayuan setan yang selalu menyelimuti dirimu maka yakinlah hatimu akan merasa nya