Ilmu part 2


Bismillah...

Haaiiii para sohib blog, see again with me in this blog J. Pada bahasan sebelumnya saya sudah bercerita tentang apa itu ilmu, asal usul kata ilmu dan manfaat ilmu bagi kehidupan. In this part kita akan bahas bagaimana Perbedaana antara ilmu dan pengetahuan serta kaitannya dengan adab. Padahai kalau ditinjau secara sepintas antara dua kalimat tersebut memiliki artian yang sama. Kalau begitu, mari kita bahas lebih jauh mengenai cakupan kata ilmu dan pengetahuan.
Ketika kita berbicara tentang ilmu dan pengetahuan maka erat kaitannya dengan kata belajar. Belajar merupakan suatu aktifitas yang dilakukan dimana kita melakukan suatu peroses mengingat, memahami, menemukan dan efisiensi (solusi) terhadap suatu pemecahan masalah. Jika seseorang melakukan salah satu kegiatan dari beberapa indicator yang telah disebutkan di atas maka seseorang tersebut dikatakan belajar. Dan hasilnya, apa yang kita dapatkan tentulah ilmu dan pengetahuan. Dalam bahasan sebelumnya saya sudah menjelaskan bahwa ilmu itu cakupannya sangat luas sekali maka tentulah dalam persfektif ini kita juga dapat mengidentifikasi bahwa pada dasarnya dalam segi ilmu kita tidak hanya belajar terhadap sesuatu yang sifatnya mengarah kepada dunia pendidikan saja khususnya di sekolah. Akan tetapi dalam segala aspek, bisa itu keagamaan, pengetahuan bahkan yang lebih luas lagi terhadap ilmu sosial termasuk hal-hal yang sifatnya konkrit dan abstrak. Selain itu ilmu juga bersifat universal atau komprehensif yang berarti menyeluruh dan senantiasa melakukan adanya inovasi-inovasi dalam cakupannya. Selain itu hal yang menjadi ciri khususnya juga adalah memiliki sistem yang telah disusun secara sistematis dalam menguji dan mengkaji sehingga dapat menemukan suatu solusi terhadap suatu objek.
Sekarang berbicara dengan pengetahuan. Secara harfiah kata pengetahuan merujuk pada kata “tahu”. Dalam hal ini tahu akan apa? Tentulah terhadap hal-hal yang ingin dipelajari atau dalam artian belajar itu sendiri. Indikatornya bisa meliputi melihat, memahami, mengkaji, mengidentifikasi dan juga efisiensi seperti yang telah disebutkan diawal sama halnya dengan ilmu.
Secara makna kata pengetahuan mengandung dua unsur. Yang pertama pengetahuan sebagai alat sensorik atau alat yang menyalurkan segala sesuatu melalui pancaindra. Baik itu melalui mata atau pancaindra yang lainnya yang dapat kita gunakan untuk belajar. Dalam prosesnya kata pengetahuan cakupannya hanya sebatas pancaindra saja kita memahami, menemukan, pemecahan masalah tanpa di uji atau dikaji kebenarannya. Atau secara kasar kita dapat menyebutnya dengan sebatas teori saja tanpa adanya pembuktian. Inilah makna pengetahuan yang diartikan hanya sebatas “tahu” saja.
Itu berarti jika kita simpulkan antara ilmu dan pengetahuan memiliki dua kesamaan dan saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Karena keduanya bermakna sama yaitu “tahu” atau mencari tahu dan memiliki karakteristik yang sama pula yaitu adanya suatu proses belajar dimana hal tersebut diperlukan untuk memaknai kata “tahu”. Apabila seperti itu maka, kita juga dapat menyimpulkan bahwa kata pengetahuan juga termasuk kedalam indicator kata “ilmu”.
Sekarang coba kita persempit lagi kenapa ada ungkapan yang mengatakan “orang yang berilmu” dan “orang yang berpengetahuan”. Kedua ungkapan tersebut sebetulnya sama akan tetapi maknanya berbeda. Karena orang yang berilmu pasti ia berpengetahuan sedangkan orang yang berpengetahuan belum tentu ia berilmu. Sama halnya ketika kita membedakan orang yang pintar dan orang yang cerdas. Menurut saya sendiri keduanya sangat berbeda loh. Karena ketika seseorang pintar belum tentu ia cerdas. Akan tetapi ketika seseorang cerdas pasti dia pintar. Ketika seseorang cerdas, berarti ia mampu memahami masalah, menemukan/ mengungkapkan suattu rumusan masalah kemudian ia juga bisa memecahkan masalah tersebut (solusi). Berbeda dengan kata pintar. Ketika seseorang dikatakan pintar itu berarti dia menguasi suatu hal dalam bidangtertentu. Biasanya julukan ini diberikan kepada seorang siswa yang selalu mendapat rengking 1 dan nilai bagus dikelasnya.
Soo, dapat kita simpulkan bahwa ilmu merupakan suatu pengetahuan tentang sesuatu yang telah disusun secara sistematis dengan menggunakan metode atau strategi tertentu sehingga dapat diuji dan dikaji kebenarannya dan sifatnya universal. Sedangkan kata pengetahuan dapat kita artikan informasi yang telah diketahui seseorang terhadap sesuatu yang sifatnya subjektif tanpa adanya tindak lanjut terhadap kebenarannya.
Sekarang apa kaitannya terhadap adab?
Adab. Apa itu adab? Kata adab dapat kita artikan sebgai aplikasi dari kata “tahu” itu sendiri. Mungkin secara umum kata adab dapat kita artikan dengan “prilaku” atau “tatakrama”. Berbicara tentang adab dan prilaku maka sangat berkaitan sekali dengan manusia. Itu berarti perilaku adalah suatu respon yang dilakukan seseorang terhadap sesuatu dan bagaimana ia merealisasikannya. Untuk prilaku itu sendiri banyak diantaranya ada yang berpendapat prilaku itu dapat dirubah dan ada yang berpendapat bahwa prilaku manusia tidak dapat dirubah. Untuk menyikapi permasalahan ini dan berbicara tentang konsep islam saya lebih setuju dengan pendapat yang menyebutkan bahwa prilaku manusia sebetulnya bukan bawaan akan tetapi dapat berubah sesuai dengan lingkungan yang ia tempati. Menurut Hasan Al-Basyri beliau berkata “keadaan seseorang terhadap perilakunya selalu mengalami perubahan dari satu waktu ke waktu yang lain”.
Kemudian didalam buku psikologi pendidikan juga disebutkan bahwa prilaku manusia dapat dirubah dengan adanya dua factor. Pertama factor eksternal dan kedua factor internal. The first, factor internal. Dalam lingkup ini, perilaku seseorang dapat berubah atau tidaknya terganntung motivasi/ dorongan dirinya sendiri. Jika seseorang berkeinginan kuat untuk mempertahankan prilakunya atau memperbaiki prilakunya maka keyakinan yang ada pada dirinyalah yang akan memotivasinya. The second, factor eksternal. Prilaku seseorang dipengaruhi oleh lingkungan dimana ia tinggal. Menurut saya hal ini bukan hanya teori semata. Mungkn tidak hanya saya bahkan kalianpun pernah mengalaminya. Jangan berlari terlalu jauh, coba kita mengenang masa-masa jaman sekolah. Dengan siapa kamu berteman? Pasti untuk sebagian orang ada yang berteman dengan orang pintar, biasa-biasa bahkan adda juga sekelompok orang yang bergaul dengan orang-orang yang nakal. Seperti itulah ketika kita salah dalam berteman misalnya si A memiliki kepribadian baik ketika berada dikelas 1 SMA ketika naik kelas dia berkawan dengan orang yang baru. Alhasil ungkin dia juga terbawa dengan kebiasaan yang dilakukan teman-temannya.
Kemudian di era jaman sekarang yang serba canggih dengan adanya gadget yang tanpa batasan baik itu waktu dan tempat, sangat mendorong sekali terhadap semua cabang kehidupan. Terutama bidang pendidikan. Seseorang dapat dengan mudahnya belajar dan  mendapatkan ilmu baik hal itu didapatkan dari sumber luar semisal gadget ataupun daalam organisasi formal sekolah misalnya atau bisa jadi lembaga non formal kursus dan les juga kepesantrenan. Ada sebuah kutipan yang menyatakan “Semakin mudah ilmu di dapat, semakin banyak orang yang memiliki kepintaran. Akan tetapi alangkah menyedihkannya karena sedikit sekali orang yang beradab”.

Tuuttt…..tuuutt…. sepertinya tombol-tombol di keyboard sudah mulai lelah. Ok nanti disambung lagi yahh dalam “ilmu Part 3”



Popular posts from this blog

macam macam software pembelajaran matematika

Puisi beruntun